Friday, April 20, 2007

"Om tahu nggak bangunan bercat merah di ujung jalan Yos Sudarso"

Percakapan itu mengawali obrolan makan malam di sebuah cafe di jalan Juanda, Samarinda. Suasana cafe yang baru buka kurang dari 6 bulan itu tidak terlalu ramai. Beberapa meja terisi, sebagian pasangan muda, sebagian lagi kelompok-kelompok baik cewek semua, cowok semua atau campuran. Mobil berderet di pinggir jalan di depan cafe, tukang parkir menyalakan obor di pinggir jalan yang sempat mati.

"Oh itu namanya klenteng, kenapa?"
Shanti malam itu bercelana jins pendek dan berkaos gelap, kontras dengan warna kulitnya yang putih. Kontras juga dengan pengunjung lainnya yang rata-rata bercelana panjang atau rok selutut atau lebih panjang.
"Dulu aku sering kesitu dengan ayah waktu kecil, waktu itu aku masih lebih putih dibanding sekarang. Jadi orang-orang pikir aku anak Cina", Shanti melanjutkan ceritanya.
"Om pernah kesitu kah?"
"Nggak, aku sering lewat saja tapi tidak pernah kesitu. Tapi kalau beberapa klenteng di Jawa aku pernah masuk"
"Dulu ayah sering bawa pulang lilin merah besar ke rumah"
"Kamu kecil umur berapa atau sampai kelas berapa masuk ke klenteng?"
"Ya SD sampai SMP gitu, ikut ayah sih. Ayah sering kesitu karena banyak temannya disitu"

Titin pacar Shanti yang duduk di sebelahnya tidak terlalu menggubris percakapan kita, dia sibuk memotong daging steak yang menurutnya terlalu keras. Sementara bistik ayam Shanti sudah hampir habis. Titin tidak berpenampilan terlalu menyolok, t-shirt gelap yang sedikit kebesaran dan celana jins selutut. Orang yang baru lihat mungkin menganggap Titin adalah cowok kecil saja. Titin yang selalu agak membungkuk menyembunyikan tonjolan di dadanya, sekaligus menyamarkan penampilannya. Tidak ada tonjolan tali bra di punggung t-shirt yang dipakai Titin, seperti biasanya Titin tidak pernah menggunakan bra.

"Malam ini keluar kah?" tanya Shanti ke Titin mengalihkan pembicaraan.
Udara makin dingin malam itu, sebagian Samarinda baru disiram gerimis. Meja di cafe yang tidak terlindung atap juga terlihat basah habis tersiram air yang tercurah.
"Keluar kemana?" tanya balik Titin.

.... (belum selesai, dan entah kapan selesainya) ....

7 comments:

  1. jd titin ituh sebenarnya _ a n _ t _?!?!

    ReplyDelete
  2. Iya... di kepala ini lagi berjejalan cerita yang mau dituangkan ke tulisan semua... cuma belum punya waktu banyak nih

    ReplyDelete
  3. klo githu critanya di ringkas ajah biar ga kelamaan tertumpuk di otak:D

    ReplyDelete
  4. ya itu sebagian keluar disini, sebagian ditulis di Word, masih dikumpulin dan dirangkai jadi cerita yang lebih lengkap. nanti kalau gak tahan lagi keluar lagi sepotong di blog :)

    ReplyDelete
  5. itu tinggal diisi huruf w i a aja kok...

    ReplyDelete
  6. oh.. wanita toch.. kirain ada istilah lain lagi..

    ReplyDelete