Thursday, October 30, 2008

Budaya Asli Nusantara Dikikis Budaya Pendatang

Ya... budaya asli Nusantara dikikis dan digerus terus oleh budaya pendatang dengan berbagai cara, mulai dari yang halus sampai yang keras menggunakan produk hukum bernama Undang-Undang.

Salah satu budaya Nusantara yang berubah terus menerus adalah cara berpakaian. Baik tergerus oleh budaya pendatang sejak ratusan tahun lalu maupun budaya pendatang yang masuk ke ruang kita melalui media informasi.

Ada yang kemudian melakukan kolaborasi budaya. Ada yang hilang. Ada yang dilarang.
Kolaborasi budaya misalnya kain batik untuk sarung yang berubah menjadi celana dan hem.

Ada yang hilang karena cara berpikir yang berubah. Misalnya perempuan di Jawa, Bali dan Kalimantan yang sebelumnya bertelanjang dada kini berpenutup payudara. Masih tersisa di beberapa suku di Papua dan mungkin di berbagai pelosok pun masih ada.

Ada yang dilarang karena berbagai alasan sehingga berubah karena paksaan. Mungkin akan terjadi atau sudah terjadi. Pelarangan bisa menggunakan produk hukum bernama Undang-Undang.

Perbedaan iklim di dunia membuat cara berbusana juga berbeda-beda dan kemudian diadaptasi oleh kepintaran manusia menjadi sebuah produk busana yang sesuai dengan tempatnya.

Di daerah yang kering dan terik maka busana yang tertutup rapat adalah penting agar bisa menjaga kelembaban tubuh dan tidak cepat kekurangan cairan karena penguapan yang cepat dari permukaan kulit tertutup oleh busana yang tertutup rapat. Jadi bukan faktor-faktor non teknis yang menentukan tapi faktor teknis. Hanya saja pada masa lalu faktor teknis sulit dijelaskan sehingga harus dibakukan atau ditulis dalam aturan yang lebih ke non teknis. Sayangnya aturan non teknis ini akhirnya menjadi sebuah acuan yang salah ketika diterapkan di daerah lain yang secara teknis berbeda.

Di daerah yang lembab dan tropis maka pilihan busana terbuka adalah yang paling sesuai agar tidak gerah dan kulit masih bisa bernafas dengan mengeluarkan keringat yang cepat menguap karena tanpa halangan yang berarti.

Percampuran budaya akhirnya salah kaprah. Daerah lembab dan tropis karena alasan-alasan non teknis menggunakan busana yang tertutup rapat. Aturan non teknis yang seharusnya sesuai secara teknis di daerah lain dipakai di daerah yang secara teknis tidak sesuai. Teknologi busana dan kosmetik mungkin bisa mengatasi sebagian pengguna, tapi tidak bagi semuanya. Perangkap lembab dalam busana yang tertutup rapat jelas menghasilkan suasana yang kurang nyaman bagi sebagian pengguna. Hal yang kurang nyaman juga bisa berakibat pada orang-orang di dekatnya karena tanpa ventilasi yang baik maka proses kulit bernafas menjadi terganggu dan menyebabkan proses jasad renik yang menghasilkan aroma yang coba diatasi dengan kosmetika mutakhir. Atau bagi yang kaya tinggal di lingkungan yang berpengaturan udara, berpendingin udara, berpengering udara. Kesia-siaan karena harus mengikuti aturan non teknis.

Sayang jika kearifan Nusantara yang menghasilkan busana yang sesuai secara teknis sesuai akhirnya terkikis oleh aturan non teknis dan membuat orang berbusana bukan karena produk yang sesuai dengan budaya dan lingkungan teknisnya.

Tuesday, October 7, 2008

Walt Disney World in 3D in Google Earth




You need high speed internet + good quality PC to access this.

Still more capture to go.

Friday, October 3, 2008

PON XVII 2008 Kaltim (dokumentasi 2)




Berikut adalah sisa-sisa dokumentasi yang masih ingin saya share setelah tertumpuk kesibukan berbulan-bulan setelah PON XVII 2008 selesai.

Suasana kesibukan di Zona Samarinda Seberang (Kampus Melati, Perumahan Atlit, Komplek Stadion Palaran, Samarinda Race Track) pada tanggal 12 Juli 2008 ketika ada pertandingan di kampus Melati, kesibukan LO, persiapan Motor Race, dan Senam di stadion Palaran

Kesibukan di Zona Samarinda (Stadion Madya Sempaja) 13 Juli 2008 ketika LO harus melayani atlit dan kontingen. Suasana Hotel Atlit di Sempaja.

Suasana 14 Juli 2008 di Bandara Sepinggan Balikpapan, untuk atlit yang pulang lebih awal serta menjenguk LO yang kecelakaan lalu lintas karena bis yang mengangkut mereka terbalik di dekat Balikpapan