Saturday, July 5, 2008

PON XVII 2008 Opening Ceremony




Akhirnya 5 Juli 2008 PON XVII 2008 dibuka dengan resmi oleh Presiden SBY.

Saya datang dengan anak dan keponakan sekitar jam 14:30. Perjalanan ke Palaran dari Samarinda ternyata lancar saja. Gerimis masih mengguyur. Informasi di Balikpapan hujan lebat dan banjir besar. Rupanya pawang mengalihkan hujan ke Balikpapan.

Masuk area VVIP masih bisa bersama anak dan ponakan, pemeriksaan lumayan ketat dengan berbagai detektor dan tas diperiksa-periksa. Hanya yang pegang undangan dan ID Card khusus yang boleh masuk. Di area VVIP jalur karpet merah sudah dipasang ternyata lewat di posko saya. Rencana semula mau menaruh anak saya di area tempat duduk VIP gagal. Area dijaga ketat oleh Paspampres dan hanya untuk undangan VIP saja. Sayapun keluar area VVIP dan membawa anak saya melewati berbagai gerbang untuk mendapatkan tempat duduk di area umum. Ternyata kursi sudah 80% terisi dan tersisa area yang tidak beratap dan terkena basah gerimis. Setelah keliling dan akhirnya naik lagi satu tingkat tribun (setara 4-5 tingkat bangunan) saya bertemu pejabat pemerintah yang terpaksa duduk di tribun umum karena membawa keluarga kelewat banyak sehingga tidak boleh masuk area VVIP. Setelah mencari kesana kemari dan terhalang banyaknya tentara yang ditempatkan dimana-mana terutama di pintu-pintu masuk dan perbatasan tribun. Akhirnya saya bisa meloloskan anak dan ponakan saya di area atlet yang bertanding di KuKar. ID-Card dan kostum saya dilewatkan oleh tentara yang jaga disitu. Dan anak saya pun duduk persis di pagar pembatas tribun yang dikosongkan karena persis berada di atas ruang VVIP (lihat kursi2 biru yang kosong).

Balik ke dalam ruang VVIP masih lancar, masih jam 15:30wita. Posko saya dijadikan posko konsumsi. Undangan mengalir terus, situasi makin ketat, area yang tadinya bisa saya jelajahi mulai dikunci satu persatu dan personil keamanan tambahan non Paspamres makin banyak. Ngobrol di posko saya dengan Paspampres masih enak, tapi di lapangan ketemu petugas lapangan mereka tidak mengijinkan saya lewat karena membawa kamera. Kalau saya tidak membawa kamera ID-Card saya masih bisa dipakai berhubung membawa kamera jadi tidak bebas bergerak. Area-area yang "lubang" yang bisa saya kunjungi makin lama makin terbatas dan ditutup. Sampai akhirnya saya putuskan keluar area VIP dan berbaur dengan kontingen yang akan defile dan masuk area umum.

Stadion Utama Kaltim di Palaran ini ternyata super ketat dan sesuai standard internasional sesuai versi arsiteknya DR. Ir. I Gusti Ngurah Antaryama Ph.D (adik tingkat saya di ITS) memang benar-benar "secure" dan memudahkan Paspamres mengamankan presiden. Lokasi sniper cukup banyak untuk para sniper "bersembunyi" di bawah atap. Sekat-sekat ruang demikian banyak dan pengaturan pengamanan yang super ketat menjadikan saya terkunci dimana-mana. Bahkan tim EO yang tidak bertugas khusus pada acara ini ikut-ikutan tidak bisa bergerak kemana-mana selain di pos masing-masing.

Sekitar jam 18:30wita api PON sudah sampai di pelataran Stadion Utama dengan pengawalan. Barisan bendera dan defile disiapkan. Wajah-wajah lelah dari Paskibra terlihat, mereka sejak pagi sudah di stadion dan konsumsi yang disediakan sengaja tidak ada menu nasi dengan alasan agar tidak basi. Menu ini rupanya membuat sebagian anggota paskibra akhirnya ambruk di tengah lapangan.

sekitar 18:45wita SBY sudah tiba di VVIP sementara saya berada di gerbang defile dan belum diijinkan masuk. Terasa sekali ketatnya dibanding waktu PON XVI Palembang 2004 lalu. Waktu itu saya bisa jalan-jalan kemana-mana di lapangan. Jamming frequency GSM terjadi, saya sudah tidak bisa berkomunikasi dengan anak saya yang berada di radius jamming. Flexi masih bisa dipakai komunikasi, rupanya teknologi jamming tidak dipakai untuk frekwensi CDMA.

18:55 ijin masuk pembawa kamera mulai dikeluarkan, satu persatu wartawan non ring-1 boleh masuk arena secara terbatas dan diperiksa ketat. Yang membawa lensa tele diperiksa, diminta test shoot sebelum diijinkan masuk lapangan.

19:00 defile pun dimulai diawali 3 maskot PON dan diakhiri dengan sambutan-sambutan dari mantan gubernur sekaligus Ketua Umum PB PON XVII 2008 pak Yurnalis Ngayoh, dilanjutkan penjabat gubernur Kaltim dropping dari pusat (gak kenal banget deh) diakhiri sambutan SBY yang diawali dengan memarahi kontingen yang ikut defile dan keluyuran sana-sini merusak barisan ditengah lapangan (disambut huuuuu.... oleh penonton).

20:28wita PON resmi dibuka. Obor PON pun dibawa lari keliling setengah lapangan oleh Alfons T. Lung seorang putra Dayak asli peraih medali SEA Games beberapa waktu lalu. Sempat terjadi kemacetan di penyalaan api PON yang sempat membuat stress panitia. Mungkin karena basah terguyur hujan, obor PON baru menyala setelah sempat jeda puluhan detik sejak disulut, setelah semburan gas diperbesar sehingga api PON awalnya menyala dengan besar.

Tarian Pola Daya juga awalnya terganggu dengan lambatnya peserta defile keluar dari lapangan sehingga mengganggu awal tarian.

Secara keseluruhan meski saya tidak sempat nonton terjun payung (masih tertahan di area ring-1) pembukaan PON kali ini lebih menunjukkan potensi budaya daerah dibanding pembukaan PON di Palembang. Jika diukur dari gregetnya untuk masyarakat luar Kaltim mungkin lebih mewah di Palembang karena tariannya adalah tarian modern dari Jakarta, show artis ibukota, dan kembang api yang lebih wah. Tapi bagi warga Samarinda dan sekitarnya, pembukaan ini sudah sebuah pertunjukan gratis yang menyenangkan. Meski kembang apinya kalah dengan kembang api tahun baru-nya KuKar beberapa tahun lalu yang sampai 1 jam lebih disulut.
--------------
Dokumentasi dengan EOS300D dan lensa Canon yang basah dan berembun di lapangan kena gerimis.

Foto awal adalah pengarahan LO di PB PON saat-saat terakhir sebelum berangkat ke Palaran. Foto bersama di depan posko yang juga dekat lewatnya SBY. Foto bersama EO UPP yang tidak bertugas dan diblokir tidak bisa masuk nonton dengan leluasa.

23 comments:

  1. yuuuuuuuuuuukkkkkkkkkkkkkkk................
    Sukses PON Kaltim

    ReplyDelete
  2. Thanks udah nampilin foto2nya. Serasa ada disana :)

    ReplyDelete
  3. kotingen DKI Jakarta banyak yg cakep2..
    yg dari Sumut, banyak "mata sipitnya"..
    hahahaha..

    ReplyDelete
  4. Iya baru ingat, Rizki dimana ya kemarin pas pembukaan? Semua pisah-pisah gara-gara SBY :)

    ReplyDelete
  5. thx buat liputannya. sayang saya tidak bs hadir disana.

    ReplyDelete
  6. gile pak, ini sungguh akan jadi foto2 bersejarah yg akan tetap di search oleh anak cucu kita hingga akhir jaman nanti :-) salut atas kerja kerasnya pak...

    ReplyDelete
  7. gue malah nonton di tipi doank, hujan sih :(

    ReplyDelete
  8. Thx... nonton LIVE dan nonton di tivi beda rasanya :)
    Anak saya yang baru pertama kali lihat kembang api LIVE seneng bukan main, padahal ada pesta kembang api di Tenggarong yang lebih spektakuler beberapa tahun lalu.

    ReplyDelete
  9. gerimis bro, enak kelonan ma bini :))


    eh aku ada kirim email lo...

    ReplyDelete
  10. sayangnya stasiun tv yg mau menayangkan secara langsung hanya TVRI doang, di mana rasa nasionalisme para pemilik stasiun TV lainnya............?

    ReplyDelete
  11. dari dulu PON cuma ad di TVRI bro :)

    ReplyDelete
  12. PON XVI pakai tv swasta, tapi kalau gak salah emang tv yang pemiliknya orang SumSel.... kalau gak salah loh... lupa nama tivinya...

    ReplyDelete
  13. heheh ada kok pak, saya di tribun lain, masuk lewat pintu H, bawa pacar soalnya jd ga bisa masuk pintu utama heheheh

    ReplyDelete
  14. fotonya oke2... ntr saat penutupan pasti sangat ramai sekali...

    ReplyDelete
  15. hayuukk,, foto2 penutupan jgn lupa di upload jg mas! oce,, hhe

    ReplyDelete
  16. Mudah2an gak hujan dan gak kecapekan dah malam ini.

    ReplyDelete
  17. Ngomong2 Sylvia ini yang mana ya :)

    ReplyDelete
  18. Coba ngenali satu-satu dah... kalau salah koreksi ya. Ki-Ka
    Fanto - Elizabeth - Sylvia - Yorin (atas) - Ade (bawah) - Nuniek

    ReplyDelete